Friday 16 September 2016

Lari Vs Jalan Kaki, Mana yang Lebih Sehat?

Sama-sama olahraga, sama-sama menggerakkan kedua kaki. Secara teknik hanya ada satu perbedaan. Saat jalan kaki, tidak ada kesempatan kedua kaki melayang bersamaan seperti halnya saat berlari.

Namun dilihat dari manfaat sehatnya, kedua jenis olahraga yang juga sama-sama murah meriah ini sering dibandingkan. Ada yang menganggap lari lebih sehat, ada pula yang tidak sependapat dan akhirnya memilih jalan kaki.

Menentukan mana yang lebih sehat tentu tidak mudah, sebab akan ada banyak faktor yang dibandingkan. Dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, berikut ini beberapa perbandingan antara lari dengan jalan kaki.

1. Beban pada jantung
Secara umum, lari adalah olahraga dengan intensitas lebih tinggi dibanding jalan kaki. Olahraga dengan intensitas lebih tinggi, otomatis memberi beban lebih berat pada kerja jantung. Peningkatan heart rate atau denyut jantung terjadi lebih cepat dan lebih tinggi saat berlari.

Kesimpulanbagi yang memiliki masalah dengan sistem peredaran darah, jalan kaki lebih ramah bagi jantung. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum memutuskan untuk lari jika memiliki riwayat serangan jantung atau stroke.

2. Risiko cedera
Olahraga dengan intensitas tinggi selalu lebih rentan terhadap cedera. Lutut dan berbagai persendian di kaki adalah bagian paling sering mengalami cedera saat berlari. Saat berlari, berat badan tertumpu di kedua kaki dan akan semakin terasa berat saat terjadi hentakan. Saat berjalan kaki, risiko ini lebih kecil karena tidak ada kesempatan kedua kaki melayang bersamaan.

Kesimpulanjika merasa berat badannya berlebih, jalan kaki jauh lebih aman dibanding berlari. Jalan kaki juga lebih aman bagi yang pernah mengalami cedera lutut atau sendi kaki lainnya. Jika tetap ingin berlari, berbagai perlengkapan seperti knee-support bisa digunakan untuk mengurangi risiko cedera.

3. Kenyamanan
Keringat adalah bagian tidak terpisahkan dari segala jenis olahraga dengan intensitas tinggi, termasuk lari. Sehabis berlari, mandi serta ganti baju adalah sebuah keharusan jika hendak melanjutkan aktivitas sehari-hari. Berbeda dengan jalan kaki yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, misalnya saat menuju tempat kerja.

Kesimpulanbagi yang sangat sibuk dan tidak punya akses ke kamar mandi atau tempat ganti baju, lari bisa memunculkan masalah kesehatan yang lain yakni bau badan.

4. Kalori yang terbakar
Untuk seseorang dengan berat badan 73 kg, berlari dengan kecepatan 8 mpj atau sekitar 12 km/jam sanggup menghasilkan pembakaran sebanyak rata-rata 800 kalori/jam. Berjalan dengan kecepatan 3,5 mpj hanya membakar 300 kalori/jam. Prinsipnya, makin cepat bergerak maka semakin banyak kalori yang terbakar dalam durasi waktu yang sama.

Sebuah penelitian yang melibatkan 15.237 pejalan kaki dan 32.215 pelari menyebut bahwa pelari cenderung memiliki postur tubuh yang lebih ramping dibanding pejalan kaki. Selain karena lari membakar lebih banyak kalori, juga karena berpengaruh pada regulasi hormon yang berhubungan dengan nafsu makan.

Kesimpulanjika yang dikejar adalah penurunan berat badan, lari jelas lebih memberikan manfaat. Atau jika tetap memilih jalan kaki, maka berjalanlah lebih jauh dan lebih lama untuk mendapatkan manfaat yang sama seperti berlari.